Rabu, 20 Februari 2013

PROGERIA



Progeria merupakan penyakit kesalahan kode genetik (terjadi mutasi), tepatnya kelainan protein (Lamin A) di sekitar inti sel atau menurut para ahli lainnya kesalahan terdapat di kromosom nomor 1, pada seseorang yang mengakibatkan penuaan dini sebelum waktunya.
Progeria terdiri atas dua jenis yaitu sindrom Hutchinson-Gliford (progeria masa kanak-kanak) dan sindrom Werner (progeria masa dewasa)
Progeria masa kanak-kanak atau yang disebut sebagai sindroma Hutchinson-Gliford ditandai dengan adanya kegagalan pertumbuhan pada tahun pertama kehidupan. Tampak dengan jelas adanya ketidakseimbangan ukuran tubuh (kecil atau cenderung kurus), kulit terlihat keriput, pertumbuhan gigi terlambat atau bahkan tidak ada sama sekali, kemampuan bergerak sangat terbatas, dan beberapa ciri-ciri lainnya. Biasanya, penderita hanya sanggup bertahan hidup sampai awal usia remaja, rata-rata hingga usia 13-14 tahun.
Para penderita seringkali mengalami aterosklerosis progresif (kelainan penyumbatan pembuluh darah) seperti yang biasa tampak pada individu lanjut usia. Hal ini dapat mengakibatkan stroke atau serangan jantung yang berujung pada kematian. Hingga saat ini belum ditemukan pengobatan dan pencegahan yang tepat untuk penanganan kasus progeria ini.
Di Indonesia pun, penyakit Progeria sangatlah langka. Baru ditemukan seorang anak Indonesia yang mengalami nasib kurang beruntung itu. Anak itu bernama Wiradianty yang akrab dipanggil Ranti, yang saat ini telah beristirahat dengan tenang di pangkuan Tuhan Yang Maha Esa.
Eriyati Indrasanto, ahli genetika anak pada Rumah Sakit Harapan Kita, merupakan salah satu dokter yang menangani Ranti ketika masih hidup. Saat mulai berobat, Ranti kecil berusia tujuh tahun tiga bulan. Beratnya 10 kg dan tinggi 94 cm. Menurut Eriyati, di dunia hanya ditemui satu penderita Progeria di antara 250.000 kelahiran hidup. Meski begitu, ditemukan pula sebuah keluarga dengan lima orang anak yang seluruhnya adalah penderita Progeria. "Saat ini, di dunia baru tercatat 60 kasus," ujarnya. Penyakit ini pertama kali ditemukan di London, Inggris, pada 1752.
Anak penderita Progeria, pada umumnya, baru ‘disadari’ ketika melihat kondisi fisik anak tersebut setelah berumur setahun. Gejala utamanya, rambut rontok hingga botak, tubuhnya mengecil, dan ada kelainan serta perkembangan tulang yang tak sempurna. Indikasi lain, pembuluh darah di batok kepala terlihat jelas, kulit tak mulus, kuku menjadi rapuh, melengkung, dan kekuning-kuningan. Kaki pun mengalami pengeroposan. Selain itu, gigi tumbuh jarang. Bahkan, dalam beberapa kasus, gigi sama sekali tak tumbuh, seperti yang telah disampaikan sebelumnya. Pada kasus Ranti, sang penderita pun mengalami gangguan pendengaran, katarak, serta gangguan pada limfa.
"Yang perlu mendapat perhatian adalah adanya penumpukan kolesterol di pembuluh darah, terutama di jantung dan usus," kata Eriyati.
Meski begitu, perkembangan otak dan kemampuan inteligensianya tak mengalami gangguan. "Kemampuannya sama dengan anak-anak lain seusianya," kata Eriyati. Hanya saja, kondisi tubuh Ranti tak memungkinkan penderita melakukan aktivitas sebanyak rekan sebayanya.
Menurut Eriyati, sampai sekarang masih belum ada terapi efektif untuk progeria. "Saat ini, penanganannya berdasar keluhan saja," katanya. Pengobatan memang masih jadi masalah. Hal ini dikarenakan penyebab penyakit Progeria sendiri pun masih jadi tanda tanya.
Sejumlah literatur menyebutkan, stroke bisa menyerang anak-anak progeria pada usia empat hingga lima tahun. Eriyati juga mengingatkan pentingnya perhatian terhadap jantung. "Tersumbatnya aliran darah ke jantung adalah penyebab utama kematian si penderita," ujarnya. Hingga saat ini, harapan hidup penderita "hanya" sampai 14 tahun. Lantaran keburu meninggal, barangkali ini alasannya mengapa para ahli genentika kesulitan melacak kaitan penyakit ini dengan faktor keturunan
Sangat disayangkan, ketika individu lain melewati penuaan secara perlahan sembari menikmati waktu hidup mereka, para penderita Progeria justru merasakan suatu hal yang di mana jam penuaan berputar dengan kecepatan amat tinggi, sehingga proses penguzuran berlangsung jauh lebih cepat daripada yang normal terjadi.
Asumsi yang diambil Krawetz yaitu semua gen yang berkaitan dengan proses penuaan adalah bagian dari respons normal karena suatu mekanisme kontrol telah hilang. Maka bila semua gen serempak “dipadamkan”, sehingga responsnya tadi terhenti, untuk dibiarkan berkembang normal, proses penuaan tidak akan terjadi.
Bila penanda progeria dapat ditemukan, Krawets akan mampu mencari jalan mematikan proses penuaan cepat akibat progeria. Jika berhasil, berarti telah ditemukan pula cara menghentikan semua jenis penuaan. Demikianlah, kiprah manusia dalam ilmu yang satu ini tak urung mengundang decak kagum.
Hanya saja, seperti yang tertulis di atas, Progeria belum dapat dicegah maupun diobati. Yang bisa kita lakukan bila dihadapkan dengan kasus seperti itu adalah tetap mendampingi dan memberi semangat kepada sang penderita. Bimbingan untuk membangun rasa percaya diri pun sangat dibutuhkan. Tak ketinggalan, satu hal yang utama dalam menghadapi kasus Progeria yaitu kesabaran, karena para penderita Progeria memiliki emosi yang cenderung tidak stabil. Sehingga emosi kita pun bisa saja ikut tidak stabil ketika kita menghadapi mereka.


MENGENAL PENYAKIT PROGERIA

Menurut seorang dokter ahli : dr. Eriyati Indrasanto, SpA, "Progeria atau penyakit penuaan dini adalah merupakan suatu penyakit genetik yang disebabkan oleh mutasi (perubahan) gen. Progeria bukan penyakit turunan dan tidak menular.

Selanjutnya dr. Eriyati Dr. Eriyati Indrasanto, Sp.A, menjelaskan bahwa progeria adalah kelainan genetik yang memang sangat jarang terjadi. Progeria berasal dari bahasa Yunani yaitu geras yang berarti usia tua. Jadi si penderita mengalami penuaan dini dengan kecepatan yang berkisar 4-7 kali lipat dari proses penuaan normal. Contoh konkretnya, bila si anak yang mengalami progeria berumur 10 tahun, maka penampilannya akan tampak seperti orang berusia 40-70 tahun! Artinya, semua organ tubuh si bocah, termasuk organ pernapasan, jantung, maupun sendi-sendinya sudah mengalami kerentaan.

Penderita progeria memang lahir normal. Namun, di usia 6 bulan sampai 1 tahun, mulai terlihat tanda-tandanya. Antara lain :

  • rambut rontok yang tidak tumbuh lagi,
  • kulit dan jaringan kulit menipis,
  • kuku dan gigi tumbuh tidak baik.
Namun, secara mental, justru tidak tua, termasuk mata. Intelegensi pun normal." Lebih lanjut Eri mengatakan, berdasarkan buku-buku kepustakaan, secara statistik, umur rata-rata penderita progeria adalah 14 tahun
Tentang pengobatan, Eri berkata, belum ada obat untuk progeria. Pengobatan hanya simtomatik, yaitu berdasar gejala yang timbul. "Misalnya sakit sendi, dikasih obat sakit sendi. Kalau sakit panas, dikasih obat panas" katanya.
Menurut penjelasan ilmiahnya, lanjut Eriyati, telah terjadi mutasi gen tunggal yaitu pada gen LMNA yang bertanggung jawab terhadap pembentukan protein lamin A dan lamin C. Protein ini bertugas menstabilitasi selaput dalam dari inti sel (inner membrane). Diduga ketidakstabilan karena mutasi itulah yang menyebabkan terjadinya penuaan dini pada anak-anak penderita progeria. "Sayangnya, sampai sejauh ini hasil penelitiannya masih sebatas itu."
Yang pasti, kata dokter spesialis anak yang mendalami bidang genetika klinik ini, mutasi gen bisa terjadi pada siapa saja. Prosesnya berlangsung secara sporadik atau bisa tiba-tiba muncul dan dapat dialami siapa pun. "Tadinya ada yang menduga, penyakit ini bersifat resesif. Artinya, didapat dari ayah-ibu yang mengandung gen yang mengalami mutasi tadi. Toh, nyatanya pada mereka progeria tak muncul. Jadi, apa penyebab pastinya masih diteliti," papar dokter dari RSAB Harapan Kita, Jakarta ini.
Kasus progeria pertama kali dikemukakan oleh Dr. Jonathan Hutchinson pada tahun 1886 dan oleh Dr. Hastings Gilford sebelas tahun kemudian. Makanya penyakit ini sering disebut sebagai Hutchinson-Gilford Progeria Syndrome (HGPS).
MENGENALI GEJALA KLINIS PROGERIA
Progeria berbeda dengan penyakit-penyakit lain yang biasanya sudah bisa terdeteksi saat masih bayi, bahkan selagi masih dalam kandungan. Penyakit ini justru muncul setelah anak berusia satu tahun. Tak heran kalau di rentang usia 0-1 tahun ia kelihatannya normal-normal saja, baru selewat usia itu akan terlihat jelas proses penuaannya. Eriyati sendiri tak mengetahui secara pasti kenapa penuaan tersebut mulai terjadi di usia satu tahun dan bukannya kurang atau lebih dari angka tersebut.
Ahli neonatologi ini kemudian menyebut beberapa gejala klinis progeria yang cukup membuat bulu kuduk bergidik. Umpamanya, rambut yang semula lebat kemudian rontok dan tak tumbuh lagi, pembuluh darah di bagian kepala tampak jelas, jaringan lemak di bagian bawah kulit berkurang bahkan menghilang sehingga kulit menjadi keriput, dan kuku tak tumbuh sempurna tapi tumbuh melengkung serta rapuh. Selain itu, ada pengerasan di persendian, tulang patah atau retak yang tak kunjung sembuh maupun pengeroposan tulang. Gigi geliginya terlambat tumbuh, bahkan ada juga yang tak tumbuh sama sekali selain tak teratur susunannya.
Gejala yang bisa berakibat fatal adalah jika mengalami kekakuan pembuluh darah. Terlebih bila kekakuannya terjadi di pembuluh darah jantung, maka kemungkinan besar si penderita akan mendapat serangan jantung atau stroke. "Pembuluh darah jantung mesti diperhatikan karena menjadi penyebab utama kematian di kalangan penderita progeria. Salah satu jalan keluarnya adalah operasi by pass."
Akibat adanya mutasi gen itu pula, perkembangan tulang penderita progeria akan terganggu dan mengalami degenerasi tulang. Dengan begitu, kalau dihitung-hitung pertumbuhan tulangnya cuma setengah atau bahkan sepertiga dari pertumbuhan tulang anak normal seusianya. Makanya kalau diperhatikan dengan saksama, yang bersangkutan akan terlihat seperti orang yang sudah tua. Meski begitu, mata seorang penderita progreria tidak pernah mengalami katarak layaknya kaum lanjut usia. "Kenapa bisa demikian? Itu juga masih belum diketahui," tandas Eriyati.
Untungnya, faktor intelegensi atau perkembangan kemampuan berpikir anak penderita progreria tidak terganggu. Hanya saja secara psikologis, mungkin ia relatif sensitif karena merasa dirinya berbeda dari teman-temannya atau tak bisa selincah anak seusianya. "Dia hanya bisa melakukan permainan-permainan yang tak membutuhkan banyak tenaga karena mudah capek."
Yang membuat hati miris, rata-rata penderita progeria hanya bisa bertahan hidup hingga umur 14 tahun. Dapat dihitung dengan jari penderita progeria yang bisa mencapai usia 20 tahunan. "Mungkin hanya satu atau dua orang saja, karena organ tubuhnya seperti orang tua. Coba 14 dikalikan tujuh, di usia itu kondisi tubuhnya sudah seperti orang yang berusia 98 tahun."
Ciri lainnya adalah kuku melengkung serta rapuh, pengerasan di persendian, pengeroposan tulang yang menyebabkan tulang mudah retak atau patah, gigi terlambat tumbuh, merupakan tanda-tanda penderita progeria. Padahal itu adalah gejala pada orang yang memasuki usia lanjut.Gejala klinis yang terjadi pada penderita progeria di atas benar-benar memilukan. Bagaimana tidak, semua gejala menyedihkan tersebut harus dialami oleh bocah yang seharusnya dapat tumbuh dan bermain secara normal.

Biodata Bollywood



Shah Rukh Khan: Perjalanan Hidup Menuju Ketenaran (sebuah biografi singkat)

http://cdn-u.kaskus.us/40/xzcmqg7h.jpg
Pengantar
Sebutlah nama Shah Rukh Khan. Niscaya semua penggemar film India di pelosok desa terpencil sekalipun, utamanya kalangan remaja puteri, akan sumringah – kalau tidak berteriak histeris. Aktor kelahiran New Delhi, 2 November 1965, ini sudah menjadi ikon yang melegenda di benak setiap pecintanya, layaknya ayam goreng McDonald atawa minuman ringan Coca Cola. Di Indonesia, namanya mengorbit lewat film Kuch Kuch Hota Hai (1998) yang membuat jutaan remaja puteri dan kaum ibu menitikkan air mata. Padahal sebelum itu, ia telah mencetak sejumlah film laris, seperti Dilwale Dulhaniya Le Jayenge (1995) dan Dil To Pagal Hai (1997).

Dan sejak itu pula, sekecil apapun dari setiap sisi kehidupan Shah Rukh Khan, bagaikan tak terahasiakan. Para pengagumnya hapal betul setiap detil kisah masa kecil Shah Rukh, kenakalan, kejenakaan dan kepintarannya semasa remaja di sekolah, dan terutama suka duka kisah cintanya dengan wanita yang kini diperisterikannya, Gauri Chibber Khan. Laiknya alur cerita dalam film-film love story India, jalinan kasih Shah Rukh dengan Gauri selama lebih enam tahun mengalir dalam perjalanan yang penuh gelombang, lantaran ditentang keras orang tua sang Juliet yang beragama Hindu. Namun berkat ketabahan dan keseriusan sang Romeo, kisah asmara mereka berujung happy ending di pelaminan (1991), dengan dua anak – Aryan dan Suhana, yang kian mengukuhkan cinta mereka.
http://cdn-u.kaskus.us/40/vxkmeosf.jpg
Masa Kecil
Shah Rukh dilahirkan dari keluarga kelas menengah. Ayahnya, Taj Khan, adalah seorang pengacara yang juga memiliki sejumlah usaha. Ibunya adalah pekerja sosial yang bergelar master dari Oxford University – sebuah pencapaian gelar akademis dan karir yang jarang digapai seorang wanita muslim India saat itu.

Shah Rukh sendiri mengenyam pendidikan yang lumayan. Selepas dari SMU St. Columbia, ia kuliah bidang manajemen bisnis di Hansraj College, lalu mengambil magister bidang komunikasi massa di Jamiyya Miliyya Islamiyya, New Delhi. Di sekolah ia terkenal badung, yang membuat para guru menjulukinya “setan kecil”. Namun ia memiliki sense of humor yang tinggi, dan otaknya sangat brilian. Itulah yang menyebabkan gurunya kerap tersenyum, dan melupakan kebengalannya.

Sering, jika ada guru baru, Shah Rukh berpura-pura mengidap penyakit ayan. Kawan-kawan yang sudah memaklumi kebengalannya, menanggalkan sepatu Shah Rukh, dan ia pun berjalan telanjang kaki sambil menggoyang-goyangkan pantat. Namun ia sangat hormat dan patuh pada Eric D’Souza, guru bertubuh pendek yang mengajarinya segala jenis permainan, dan banyak hal tentang kehidupan. Eric adalah perokok berat, dan Shah Rukh kerap mengingatkannya bahwa hanya manusia lemah yang punya kebiasaan merokok. Namun kini Shah Rukh pun melakukannya.

Sejak kecil sebetulnya Shah Rukh telah menyukai seni peran, dan pernah tampil dalam teater produksi Ram Leela, berperan sebagai monyet. Namun setamat kuliah, ia malah mendirikan restoran di Darya Ganj, menemani kakak perempuannya, Shehnaz Lalarukh, yang bekerja sebagai psikiater. Maklumlah, sejak kedua orangtuanya meninggal karena kanker, Shehnaz adalah kawan hidup terdekatnya – selain Gauri. Begitupun, ia tetap menggeluti hobi seni perannya, dengan bergabung pada sebuah kelompok teater Barry John.

http://cdn-u.kaskus.us/40/vnzhueps.jpg

Debut di Dunia Acting
Hasrat aktingnya mulai tersalur sejak kepindahannya ke Bombai (1989), kota yang menjadi pusat industri perfilman India, Bollywood. Awalnya ia berperan dalam film serial televisi, Fauji, dan Circus. Penampilannya di layar lebar bermula setelah ia menandatangani kontrak tiga film sekaligus, Raju Ban Gaya Gentleman, Dil Ashna Hai dan Chamatkar. Namun lewat film Deewana lah Shah Rukh mania mulai mewabah di seantero India. Lebih lagi setelah bermain dalam Dil To Pagal Hai dan Kuch Kuch Hota Hai.

Kini sudah puluhan film yang diperaninya, yang melambungkannya menjadi bintang dengan bayaran termahal di India. Kebanyakan karakter yang diperankannya adalah sebagai tokoh remaja badung, kocak dan romantis. Dan meski tubuhnya tak kekar benar, Shah Rukh pun kebagian peran jagoan dalam sejumlah film laga.

Belakangan Shah Rukh enggan cuma bermain sebagai tokoh remaja. Ia pun mencari peran lain, misalnya sebagai guru musik dalam Mohabbatein, ksatria dalam Asoka The Great, gelandangan dalam Shakti dan pemabuk dalam Devdas. Film terakhir inilah pada Oktober lalu secara resmi terpilih mewakili India dalam perebutan Piala Oscar 2003 untuk kategori film asing.
http://cdn-u.kaskus.us/40/jvrie8fp.jpg
Menemukan Tuhan dari Pengalaman Hidup
Seperti tercermin dalam film-film India, Shah Rukh adalah anak yang sangat ta’zim dan patuh pada sosok ibunya. Dalam belaian kasih sayang sang bunda ia menjalani masa kecil dan remajanya, memenuhi setiap dahaga keilmuan dan spiritualitasnya. Ibu adalah sosok yang sangat berpengaruh dalam perjalanan hidupnya kemudian.

Ketika ayahnya meninggal (1981), ibunyalah yang kemudian tampil melanjutkan perusahaannya, tanpa meninggalkan perannya sebagai pekerja sosial. Ia bekerja keras siang malam, dan Shah Rukh mengakui bahwa ibunyalah yang mengajarkan etos workaholism. Ibunya tak pernah bilang “tidak”. Ketika Shah Rukh ingin melanjutkan kuliah magister, bermain film, dan bahkan meminta mobil, ibunya tak melarang.

Itulah yang membuat Shah Rukh shock, menangis tersedu-sedu, dan merasakan kiamat, saat ibunya meninggal dalam pangkuannya. Inilah momentum hidupnya yang paling menyakitkan. “Waktu ibuku sekarat itulah pertama kalinya aku berdoa. Sebelumnya, meskipun keluargaku muslim, aku jarang shalat. Namun saat itu aku berdoa sangat khusyu. Tapi ibuku tetap saja dipanggil-Nya,” kata Shah Rukh seperti diungkap dalam autobiograpi kecilnya.

Menurut Shah Rukh, ibunya adalah sahabat sejati, yang mengajarinya nilai-nilai dasar dan filosofi hidup. Ibunya mengajari bahwa kehidupan tidaklah permanen, termasuk dirinya. Ibunya sangat mensyukuri setiap rejeki yang diperoleh, namun tak pernah mengeluh kala berkah itu raib. “Kematian ibu membuatku sadar, bahwa apapun – ketenaran, uang atau orang-orang yang dikasihi, suatu saat akan pergi dariku. Awalnya memang aku benar-benar takut, dan sangat merajuk kepada Tuhan, tolong jangan ambil ibuku,” ungkap Shah Rukh.

http://cdn-u.kaskus.us/40/qk4utnjz.jpg

Pandangan atas Tudingan Barat terhadap Islam
Shah Rukh Khan adalah seorang Muslim. Ketika muncul tudingan bahwa agama berada di balik berbagai aksi terorisme, Shah Rukh tersinggug berat. Asal tahu saja, Shah Rukh kebetulan berada di New York ketika menara kembar World Trade Center ambruk dihantam dua pesawat bajakan, 11 September 2001. Dan ia bisa merasakan jeritan para korban dan keluarga yang ditinggalkan akibat tragedi itu.

“Tapi yang lebih menyakitkanku adalah cara Amerika Serikat menuduh pelakunya dengan membawa-bawa sentimen agama. Koran The New York Time esoknya menulis headline dengan ungkapan yang sangat provokatif: ‘Bunuhlah Bajingan!’ Tentu warga Amerika sangat trauma dengan tragedi itu, tapi yang lebih menakutkanku adalah tindakan menyamakan terorisme dengan Islam,” kata Shah Rukh dalam sebuah wawancara dengan Planet Bollywood Online.

http://cdn-u.kaskus.us/40/fnatwh53.jpg

List Of Shah Rukh Khan Movie

RUPTUR PERINIUM



a. Pengertian
Ruptur adalah : robekan atau koyaknya jaringan secara paksa (Dorland, 1994)
Perineum adalah : bagian yang terletak antara vulva dan anus panjangnya rata-rata 4 cm (Wiknjosastro, 1999).
Persalinan normal : proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung 18 jam, tanpa komplikasi pada ibu maupun janin (Prawirohardjo, 2002).
b. Klasifikasi Ruptur Perineum
1) Ruptur Perineum Spontan
Yaitu luka pada perineum yang terjadi karena sebab-sebab tertentu tanpa dilakukan tindakan perobekan atau disengaja. Luka ini terjadi pada saat persalinan dan biasanya tidak teratur.
2) Ruptur perineum yang disengaja (Episiotomi)
Yaitu luka perineum yang terjadi karena dilakukan pengguntingan atau perobekan pada perineum: Episiotomi adalah torehan yang dibuat pada perineum untuk memperbesar saluran keluar vagina (Prawirohardjo, 2002).

Tingkat robekan perineum dapat dibagi atas 4 tingkatan :
1. Tingkat I
Robekan hanya terjadi pada selaput lendir vagina dengan atau mengenai kulit perineum sedikit.
2. Tingkat II
Robekan yang terjadi lebih dalam, yaitu selain mengenai selaput lendir vagina, juga mengenai musculus perinei tranversalis, tapi tidak mengenai sfingter ani.
3. Tingkat III
Robekan yang terjadi mengenai seluruh perineum sampai mengenai otot-otot sfingter ani.
4. Tingkat IV
Robekan mengenai perineum sampai otot sfingter ani dan mukosa rektum (Prawirohardjo, 2002).

2. Penyebab Terjadinya Ruptur Perineum
Persalinan seringkali menyebabkan perlukaan pada jalan lahir. Perlukaan pada jalan lahir tersebut terjadi pada : Dasar panggul/perineum, vulva dan vagina, servik uteri, uterus sedangkan ruptur pada perineum spontan disebabkan oleh : Perineum kaku, kepala janin terlalu cepat melewati dasar panggul, bayi besar, lebar perineum, paritas. (Suwito, 1999).
3. Berat Badan lahir
Berat badan lahir adalah berat badan bayi yang ditimbang 24 jam pertama kelahiran. Semakin besar bayi yang dilahirkan meningkatkan resiko terjadinya ruptur perineum pada normalnya berat badan bayi sekitar 2.500-3.800 gr. (dr. Rini Sekartini, Sp. A, 2007).
Bayi besar (giant baby) adalah bayi yang begitu lahir memiliki bobot lebih dari 3.900 gram. Padahal pada normalnya, berat bayi baru lahir adalah sekitar 2.500-3.800 gram (www.wikimu.com).
a. Janin Kelebihan Berat Badan
Janin kelebihan berat badan dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain:
 Ibu yang menderita kencing manis (Diabetes Melitus/DM)
§
 Ibu yang memiliki riwayat melahirkan bayi besar
§
 Faktor Genetik
§
 Pengaruh kecukupan gizi
§
 Bukan kehamilan pertama
§
(www.wikimu.com).

4. Paritas
Robekan perineum terjadi hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada Persalinan berikutnya. Pada seorang primipara atau orang

So Sweet



PERNAHKAH KAMU DICINTAI SESEORANG SEPERTI INI ..?? ...

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Seseorang yang mencintai kamu ... Tidak bisa memberi alasan, mengapa ia mencintaimu ..
Dia hanya tahu, di mata dia, kamulah satu - satu nya ...

Seseorang yang mencintai kamu ...
Sebenarnya selalu membuatmu marah, gila, jengkel, stress ...
Tapi ia tidak pernah tahu hal bodoh apa yang sudah ia lakukan,karena semua yang ia lakukan adalah untuk kebaikanmu ..

Seseorang yang mencintai kamu ....
Jarang memujimu ...
Tetapi di dalam hatinya, kamu adalah yang terbaik ...
Hanya itu yang ia tahu ...

Seseorang yang mencintai kamu ....
Akan marah atau mengeluh, ..
jika kamu tidak membalas pesannya atau teleponnya ...
Karena ia peduli, dan tidak ingin sesuatu terjadi padamu ...

Seseorang yang mencintai kamu ....
Hanya menjatuhkan air matanya di hadapanmu ...
Dan, ketika kamu mencoba menghapus air matanya, kamu telah menyentuh hatinya ... Di mana hatinya selalu berdegup, berdenyut, bergetar untukmu ...

Seseorang yang mencintai kamu ....
Akan mengingat setiap kata yang kamu ucapkan ...
Yang sengaja terucap, atau bahkan yang tidak sengaja ...
Dan ia akan selalu menggunakan kata - kata itu, tepat pada waktunya ...

Seseorang yang mencintai kamu ....
Tidak akan memberikan janji apapun dengan mudah ...
Karena ia tidak mau mengingkari janjinya ...
Ia ingin kamu untuk mempercayainya,
dan ia ingin memberikan hidup yang paling bahagia dan aman untukmu selamanya ...

Seseorang yang mencintai kamu ....
Mungkin tidak bisa mengingat kejadian atau kesempatan istimewa, seperti perayaan hari ulang tahunmu, atau yang lainnya ... Tapi ia tahu bahwa setiap detik yang ia lalui adalah saat di mana... Ia mencintai kamu, dan tidak peduli hari apakah ini ...

Pernahkan kita mencintai dan dicintai seperti ini ...?