Caput
Succedaneum
- Definisi
Pembengkakan
yang terjadi karena adanya tekanan yang berlebihan letaknya diatas poisterium
atau karena adanya timbunan serum dibawah lapisan aponerose diluar garis
periostiu, sehingga kepala bayi terlihat bengkak / edema. Hal ini terjadi
karena adanya tekanan pada kepala oleh jalan lahir. Yang disebabkan karena
partus lama dan persalinan dengan bantuan alat yaitu facum ekstraksi, bisa juga
dengan forcep. Pada umumnya, caput ini menghilang dalam kurun waktu 1 hari.
Pembengkakan
akan melewati garis tengah kepala dan menyeberangi ubun-ubun. Tak perlu kuatir,
benjolan in tidak berbahaya dan akan menghilang dengan sendirinya. Kepala yang
tidak rata bisa juga disebabkan pecahnya pembuluh darah akibat proses
persalinan, ciri-cirinya benjolan tidak akan melewati garis ubun-ubun. Bila
darahnya banyak, bayi bisa kekurangan darah dan kulitnya menjadi kuning. Maka
meminimalisasikan penggunaan alat bantu pada proses persalinan.
- Gejala Dan Tanda
Isinya cairan atau getah di
serebrospinalis.
Gejala ataupun tanda yang sering
ditemui pada kasus caput succedaneum sebagai berikut:
a. Adanya oedema di kepala, hal ini
disebabkan karena adanya penggumpalan cairan dibawah kulit kepala bayi sehingga
kepala bayi terlihat bengkak atau oedema.
b. Pada perabaan terasa lembut dan
lunak. Benjolan ini terlokalisir, dapat tunggal atau lebih dari satu ( multiple
). Tempat lunak ini akan berdenyut seirama dengan jantung. Ketika seorang bayi
aktif atau mendapat demam, daerah ini akna berdenyut lebih cepat.
c. Oedema melampaui sela-sela tulang
tengkorak, semua bayi memiliki daerah lunak di kepala mereka ( fontanel ), yang
mungkin tidak akan menutup sampai 18 bulan. Ini adalah tempat dimana tulang
tengkorak belum menyatu. Fontanel yang terbuka ini memberi tengkorak lebih
banyak kelenturan selama proses kelahiran atau ketika bayi membenturkan.
d. Batas tidak jelas, biasanya
pembengkakan akan melewati garis tengah kepala dan menyeberangi ubun-ubun.
Kepala yang tidak rata bisa juga disebabkan pecahnya pembuluh darah akibat proses
persalinan, ciri-cirinya benjolan tidak akan melewat garis ubun-ubun. Bila
darahnya banyak bayi bisa kekurangan darah dan kulitnya menjadi kuning.
e. Biasanya menghilang dalam waktu 2 –
3 hari tanpa pengobatan.
3.
Patofisiologi
Pada
kala II lama terjadi penekanan otot diafragma pelvis mengakibatkan spasme pintu
panggul. Dengan adanya gaya berat, mengakibatkan kontraksi uterus sehingga
tulang kepala tertekan. Sehingga fontanel meregang dan CSS (Central Canal of
Spinal cord) tidak bisa mengalir ke seluruh otak. Sehingga CSS menerobos ke
jaringan atau intraviber. Sehingga potensial (cairan) tedorong ke bagian
ubun-ubun besar dan terjadi timbunan CSS dibawah kulit kepala. Sehingga
menyebabkan Caput Succedaneum.
4.Penanganan
Untuk melakukan penanganan pada
kasus caput succedaneum sebagai berikut:
a. Bayi dirawat seperti bayi normal
b. Awasi keadaan umum bayi
c. Lingkungan harus dalam keadaan baik,
cukup ventilasi, masuk sinar matahari (agar tidak terjadi hipotermi).
d. Pemberian ASI yang adekuat, ajarkan
ibu cara menetekan dengan tiduran untuk mengurangi anak jangan sering diangkat,
agar benjolan tidak meluas karena tekanannya meninggi dan cairan
serebrospinalis meningkat keluar.
e. Stimulus secara pelan untuk
merangsang pembuluh lumfe dibawah kulit.
f. Memberikan konseling kepada orang
tua tentang:
1) Keadaan trauma pada bayi, tidak usah
cemas karena benjolan akan menghilang dalam 2 – 3 hari.
2) Perawatan bayi sehari-hari.
3) Manfaat can cara pemberian ASI (bisa
dengan sendok)
g. Mencegah terjadinya infeksi dengan
cara:
1) Perawatan tali pusat dengan baik.
2) Personal hygiene yang baik pada
daerah luka.
3) Pemberian ASI yang adekuat.
2.5.1
Caput Succedaneum
Untuk melakukan penanganan pada kasus caput succedaneum
sebagai berikut:
a.
Bayi dirawat seperti bayi normal
b.
Awasi keadaan umum bayi
c.
Lingkungan harus dalam keadaan baik,
cukup ventilasi, masuk sinar matahari (agar tidak terjadi hipotermi).
d.
Pemberian ASI yang adekuat, ajarkan
ibu cara menetekan dengan tiduran untuk mengurangi anak jangan sering diangkat,
agar benjolan tidak meluas karena tekanannya meninggi dan cairan
serebrospinalis meningkat keluar.
e.
Stimulus secara pelan untuk
merangsang pembuluh limfe dibawah kulit.
f.
Memberikan konseling kepada orang
tua tentang:
1)
Keadaan trauma pada bayi, tidak usah
cemas karena benjolan akan menghilang dalam 2 – 5 hari.
2)
Perawatan bayi sehari-hari.
3)
Manfaat dan cara pemberian ASI (bisa
dengan sendok)
g.
Mencegah terjadinya infeksi dengan
cara:
1)
Perawatan tali pusat dengan baik.
2)
Personal hygiene yang baik pada
daerah luka.
3)
Pemberian ASI yang adekuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar